Senin, 06 Januari 2014

IDIOM

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh idiom adalah membanting tulang, meja hijau dan lain sebagainya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna idiomatikal adalah makna sebuah satuan bahasa (entah kata, frase atau kalimat) yang “menyimpang” dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Untuk mengetahui makna idiom sebuah kata (frase atau kalimat) tidak ada jalan selain mencarinya dalam kamus.
ada beberapa contoh idiom yang biasa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari berikut contohnya :
1.As easy as pie
Arti: sangat mudah
Contoh: “I thought you said this was a difficult task. In fact, it’s as easy as pie.”
2. At the eleventh hour
Arti: Pada detik-detik terakhir; hampir terlambat
Contoh: “Yes, I got the work done in time. I finished it at the eleventh hour, but I was able to submit”.
3. Be all ears
Arti: Penasaran ingin mendengar apa yang telah dikatakan orang
Contoh: “Tell me what my father said. I’m all ears.”
4. Be on the road
Arti: Sedang bepergian
Contoh: Please don’t contact me tomorrow because I’ll be on the road.
5. Beat around the bush
Arti: Menghindari sebuah isu; tidak suka ditanya-tanya
Contoh: “Quit beating around the bush. If you don’t want to go with me, just tell me!”
6. Break a leg!
Arti: semoga berhasil! (Good luck!)
Contoh: “I understand you have a job interview tomorrow. Break a leg!
7. Burn the midnight oil
Arti: Belajar/bekerja sepanjang malam sampai subuh
Contoh: I’m not ready for the presentation tomorrow. I guess I’ll have to burn the midnight oil.”
8. Can’t make heads or tails of something
Arti: Tidak dapat mengerti sesuatu sama sekali, menganggap sesuatu membingungkan dan tidak logis.
Cntoh: “I can’t make heads or tails of your e-mail. Were you having problems with computer?”
9.An eager beaver
Arti: Orang yang selalu mau jadi relawan atau melakukan pekerjaan tambahan
Contoh: Indra is certainly an eager beaver. Any time there’s work to be done, he’s the first to say he’ll help”.
10. Get a kick out of something
Arti: Merasa lucu dengan sesuatu
Contoh: “I really get a kick out of listening to children talk.”
11. Give someone a hand
Arti: Membantu seseorang
Contoh: “I can’t do this alone. Can you give me a hand?”
12. Hit the books
Arti: Belajar
Contoh: “If you wan good scores please hit the books!
13. Keep one’s chin up
Arti: Tetap berani dan percaya diri dalam situasi yang sulit; jangan putus asa atau khawatir terlalu banyak.
Contoh: “I know that things have been difficult for you recently, but keep your chin up. Everything will be better soon.”
14. Low blow
Arti: Kecewa berat
Contoh: He’s OK, but not good. It was a low blow for him to be laid off from his job.”
15. Make a mountain out of a molehill
Arti: Melebih-lebihkan sebuah masalah
Contoh: “Calm down. There’s really nothing to worry about. You’re making a mountain out of a molehill.”
16. Not on your life!
Arti: Sama sekali tidak!
Contoh: “Some one said you cheated on the test. Did you?” “Not on your life!
17. Over my head
Arti: Terlalu sulit atau rumit untuk dimengerti
Contoh: This explanation of problem is overmy head. Can you explain it in a more simple way?”
18. Pay the piper
Arti: Tanggung akibat dari perbuatan sendiri
Contoh: I stayed up too late tonight. Tomorrow I’ll have to pay the piper.
19. Rain or shine
Arti: Sebuah kegiatan yang sudah direncanakan tetap akan dilaksanakan sekalipun hujan atau panas.
Contoh: We are leaving tomoroow, rain or shine.

Novel Legendaris Terbaik Sepanjang Masa

Anna Karenina dianggap sebagai novel terbaik sepanjang masa. Karya sastra terindah ini sampai sekarang masih terus diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia. Sampai abad modern ini, novel karya Leo Tolstoy itu telah diterjemahkan dan diterbitkan 625 kali dalam 41 bahasa. Dalam bahasa Inggris hasil terjemahan yang berbeda pernah dicetak 75 kali, Jerman 67 kali, Prancis dan Itali 36 kali, Belanda 14 kali, Cina 15 kali, dan Arab 6 kali. Di Indonesia buku novel bernilai sastra tinggi ini diterjemahkan langsung dari bahasa Rusia oleh Koesalah Soebagyo Toer sebanyak dua kali. Karya sastra novel legendaris ini telah menginspirasi semua penulis novel dunia dalam berkarya.
Anna Karenina adalah sebuah novel oleh penulis Rusia Leo Tolstoy , ditulis dan diterbitkan secara bertahap pada tahun 1873-1877 dalam terbitan berkala pada Rusia Messenger. Karya sastra ini dianggap para pengamat puncak dalam karya fiksi reales. Tolstoy menganggap Anna Karenina novel pertama benar, ketika ia datang untuk mempertimbangkan Perang dan Damai untuk lebih dari novel. Karakter Anna mungkin terinspirasi, sebagian, oleh Maria Hartung, putri sulung dari penyair Rusia Alexander Pushkin. Segera setelah bertemu saat makan malam, Tolstoy mulai membaca Pushkin prosa dan pernah memiliki lamunan sekilas tentang “bangsawan siku indah telanjang”, yang terbukti menjadi isyarat pertama’s karakter Anna. Detail cerita dan cara serta gaya bercerita Leo Tolstoy memang luar biasa, kreatif, dan cerdas. Dalam cakupan, luasnya, dan gambarannya yang realistik mengenai kehidupan Rusia. Buku ini berdiri pada puncak fiksi realistik. Sebagai seorang filsuf moral ia terkenal karena gagasan-gagasannya tentang perlawanan tanpa kekerasan, yang pada gilirannya memengaruhi tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.
Alur Cerita
Alur cerita novel ini menggambarkan Anna Karenina sebagai seorang istri sekaligus ibu yang berselingkuh. Cerita yang luar biasa menyentuh ini dilatarbelakangi kehidupan bangsawan Rusia di abad ke-19. Kehidupan bangsawan Rusia itu identik dengan hura-hura dan bersenang-senang dengan dipenuhi kehidupan pesta-pesta, pertemuan bergengsi sesama bangsawan, olahraga pacuan kuda, atau kegiatan tamsya khususnya ke luar negeri. Lokasi cerita hanya sekitar Moskwa dan St. Petersburg. Daerah pedesaan diwakili oleh tempat tinggal Levin, teman dan sahabat Stepan Arkadyich atau Stiva Oblonskii. Anna Karenina adalah kakak kandung dari Stiva.
Kelompok bangsawan elite Rusia ini, anak-anak mereka dibiasakan juga untuk berbicara dalam bahasa Prancis dan Inggris,.Berbagai pertemuan dalam pesta atau pertemuan kelompok bangsawan Rusia itu sering diisi oleh obrolan yang tidak ada habisnya. Salah satunya yang dituangkan dalam novel ini adalah obrolan ber-monolog, berdiskusi dengan diri sendiri, atau merenungkan sesuatu. Salah satu kehebatan novel ini adalah kekuatan dalam menghadirkan perbincangan-perbincangan, diskusi, ataupun monolog ini, walaupun kadang perbincangan tersebut seperti tidak nyambung, peserta saling melontarkan ucapan yang kadang terputus di tengah jalan.
Apresiasi Luarbiasa
Apresiasi dan penghargaan terhadap maha karya sastra ini telah diberikan oleh masyarakat sastra dunia. Penulis seangkatannya juga sangat menghormati sosok Tolstoy. Fyodor Dostoyevsky menyatakan novel itu merupakan puncak kesempurnaan sebuah karya seni. Dostoyevsky juga menganggapnya sebagai yang terbesar di antara semua novelis yang hidup saat itu. Sementara Gustave Flaubert menganggap bahwa Tolstoy sebagai seorang seniman hebat sekaligus seorang psikolog hebat. Anton Chekhov, yang seringkali mengunjungi Tolstoy di tanahnya di pinggiran kota, menulis: “Ketika sastra memiliki seorang Tolstoy, menjadi penulis itu mudah dan menyenangkan; bahkan bila kita tahu bahwa kita sendiri tidak mencapai hasil apa-apa, itu tidak menjadi masalah karena Tolstoy yang berprestasi untuk kita semua. Apa yang dilakukannya berguna untuk membenarkan semua harapan dan aspirasi yang ditanamkan dalam sastra.”
Para kritikus dan novelis seperti Virginia Woolf menyatakan Tolstoy sebagai “yang terbesar di antara semua novelis” dan Thomas Mann menulis tentang seni penulisannya yang tampaknya jujur-”Jarang sekali suatu karya seni yang begitu mirip dengan alam”. Apresiasi dan perasaan yang sama dalam menilai novel itu juga juga diungkapkan oleh penulis dunia lainnya seperti Marcel Proust, Vladimir Nabokov dan William Faulkner, Franzen, Mailer, Wallace, Wolfe, Chabon, Lethem, King
Bahkan pada tahun 2007 J. Peder Zane melakukan sebuah jajak pendapat yang ditujukan kepada 125 penulis kontemporer. Hasilnya menunjukkan bahwa Anna Karenina adalah “novel terbesar yang pernah ditulis.
Anna Karenina umumnya berpikir untuk mengeksplorasi tema-tema kemunafikan, kecemburuan, iman, kesetiaan, keluarga, pernikahan, masyarakat, kemajuan, keinginan duniawi dan semangat, dan koneksi agraria untuk mendarat di kontras dengan gaya hidup kota. Translator Rosemary Edmonds menulis bahwa Tolstoy tidak secara eksplisit moralise dalam buku ini, ia memungkinkan tema untuk muncul secara alami dari “panorama luas kehidupan Rusia. Dia juga mengatakan salah satu kuncinya pesan novel ini adalah bahwa “tidak ada yang dapat membangun kebahagiaan mereka pada rasa sakit lain.
Fiksinya secara konsisten berusaha menyampaikan secara realistik masyarakat Rusia yang ada pada masanya.. Anna Karenina mengisahkan cerita-cerita perumpamaan tenang seorang perempuan yang berzinah, yang terjebak oleh kebiasaan dan kepalsuan masyarakat, serta tentang seorang pemilik tanah yang filosofis mirip sekali dengan kehidupan Tolstoy, yang bekerja bersama-sama dengan para penggarap di ladang dan berusaha memperbarui hidup mereka.
Tolstoy tidak hanya menggali dari pengalaman hidupnya sendiri tetapi juga menciptakan tokoh-tokoh sesuai dengan gambarannya, seperti Levin dalam Anna Karenina.
Leo Tolstoy
Tolstoy secara luas dianggap sebagai salah seorang novelis yang terbesar, khususnya karena karya besarnya Perang dan Damai dan Anna Karenina. Leo Tolstoy adalah seorang sastrawan Rusia yang dianggap sebagai pembaharu social. Sosok yang luar biasa itu juga dituding sebagai pasifis dan anarkis Kristen. Darah seni sastranya itu tampaknya juga ditambah dengan nilai positif sebagai seorang seorang filsuf pemikir moral. Tolstoy adalah salah satu legenda dari sastra Rusia abad ke-19. Karyanya yang paling fenomenal adalah Perang dan Damai dan Anna Karenina. Sejumlah karya-karya yang lebih singkat termasuk sejumlah novella Kematian Ivan Ilyich dan Hadji Murad juga menjadi perhatian banyak sastrawan dunia..
Tolstoy dilahirkan di Yasnaya Polyana wilayah Tula, Rusia. Ia adalah anak keempat dari lima bersaudara dan menjadi anak yatim piatu sejak masih. Tolstoy sempat belajar masalah hukum dan bahasa-bahasa Oriental di Universitas Kazan pada 1844. dibalik kejenisuannya bersastra tyernyata para dosen-dosennya menganggap dirinya tidak mampu dan tidak mau belajar.” Kemudian a kembali di tengah-tengah studinya ke Yasnaya Polyana dan menghabiskan banyak waktunya di Moskwa dan St. Petersburg.
Secara unik terjadi peristiwa luar biasa dalam pernikahannya dengan Sofia Andreevna Bers. Pada malam pernikahannya itu, Tolstoy memberikan buku hariannya kepada tunangannya. Buku-buku hariannya ini memuat catatan mengenai hubungan seksualnya dengan para petaninya. Peristiwa itu tidak berpengaruh pada awal kehidupan perkawinan, mereka sangat bahagia dan rukun. Istrinyapun memberikan banyak kebebasan Tolstoy untuk menulis adi karya sastranya. Namun dalam waktu terakhir kehidupan perkawinannya digambarkan sebagai salah satu yang paling tidak bahagia dalam sejarah sastra. Kehidupan perkawinan dengan istrinya semakin tidak baik , yang akhirnya berpengaruh pada pola pikirnya yang semakin radikal. Pengalaman jiwanya yang sangat menyentuh itu bisa saja menjadi inspirasi luar biasa untuk mengungkapkan dalam sebuah karya seni sastra yang luar biasa.

Pengertian, Cara Membuat, Contoh Parafrasa, dan jenis-jenis parafrasa

Pengertian Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Cara Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat kalimat inti, mengmbangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Sunakanlah sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
Cara Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa
Bagaiamana cara memparafrasekan puisi menjadi prosa? Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memfaraprasekan puisi menjadi prosa, ialah :
  • Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama ;
  • Pahami isi kandungan puisi secara utuh ;
  • Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi ;
  • Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri ;
  • Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Parafrasa merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak berubah
4. bahasa/cara penyampaian berbeda
Berdasarkan jeisnya, parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.
Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks keseluruhan
2. menentukan pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan yang  hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan pokok pikiran
6. membentuk wacana sesuai keinginan
Contoh 1
Selamat Tinggal
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
kudengar seru menderu
dalam hatiku
apa hanya angin lalu?
lagu lain pula
mmenggelepar di tengah malam buta
ah...!!!
segala menebal, segala mengental
segala tak kukenal
(Chairil Anwar)
parafrasanya menjadi:

Ketika si ku berkaca, aku sangat terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu, dalam hati kubertanya, apakah itu hanya suara angin lalu?
Aku pun  mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya jadi mengental, sehingga segalanya tidak aku kenal.
Contoh 2
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Bila peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Lukadan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang perih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Chairil Anwar, DCD 1959:7)
Parafrasanya :
Kalau si aku meninggal, ia menginginkan jangan ada seorangpun yang bersedih, bahkan juga kekasih atau istrinya.
Tidak perlu juga ada sedu sedan yang meratapi kematian si aku sebab tidak ada gunanya. Si aku ini adalah binatang jalang yang lepas bebas, yang terbuang dari kelompoknya. Ia merdeka tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan meskipun ia ditembak, peluru menembus kulitnya. Si aku tetap berang dan memberontak terhadap aturan-aturan yang mengikat tersebut.
Segala rasa sakit dan penderitaan akan ditanggung, ditahan, diatasi hingga rasa sakit dan penderitaan itu pada akhirnya akan hilang sendiri.
Si aku akan makin tidak peduli pada segala aturan dan ikatan, halangan, serta penderitaan. Si aku mau hidup seribu tahun lagi. Maksudnya, si aku menginginkan semangatnya, pikirannya, karya-karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko Pradopo)
Jenis parafrasa ada 2 yaitu:
1.      Parafrasa terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa tersebut.
2.      Parafrasa bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.

Parafrasa Terikat
MENYESAL
Kini PAGIKU  HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah kembali
KINI hanya PETANG yang DATANG MEMBAYANGi alam pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI.
Dulu AKU LALAI DI HARI PAGI,
Karena BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka bermalas-malasan
Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa berbuat apa-apa lagi
Sudah MISKIN ILMU, MISKIN HARTA pula
Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN,
Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
Untuk ATUR BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
(ALY HASJMY)
  Parafrasa Bebas
                     Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.Ia kurang hati-hati dan bermalas-malasan waktu muda dulu.Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya.Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi muda untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih baik (tempat yang dihormati).
Contoh puisi
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiw begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, oh kotaku          
Hidupnya tak lagi punya tanda
                         (Toto Sudarto Bachtiar, suara, 1950 )
A.   Mencari Arti kata sulit
Kekal : abadi
Duka :sedih
Tengadah : melihat keatas/ berdoa/ minta
Merah jambu: sore hari
Melulur : meluncur masuk dengan mudah
Sosok : rupa/ bentuk/ wujud
Angan-angan: pikiran/ ingatan/ cita-cita
Kemayaan: hal keadaan hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak ada hanya ada dalam angan-angan atau khayalan.
Menara : bangunan yang tinggi
Katerdal : gereja besar tempat kedudukan resmi
B.   Parafrasa terikat
Setiap kita bertemu dengan gadis kecil berkaleng kecil aku merasa iba padanya
Setiap Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka dalam menghadapi kenyataan hidup
Mereka Tengadah padaku pada bulan merah jambu saat itu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa kalau gadis kecil berkaleng kecil tidak ada
Rasanya Ingin aku ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu
Mereka Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok tanpa rasa takut
Mereka Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan yang tak kan pernah ada
Hanya Gembira dari kemayaan riang.
Namun Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Meskipun Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwamu begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil dunia ini terasa sepi
Bagaikan Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan di kotaku, oh kotaku      
Seperti Hidupnya tak lagi punya tanda
C.   Parafrasa bebas
                         Puisi Gadis kecil berkaleng kecil diatas pengungkapan seorang penyair bahwa Setiap kita bertemu dengan gadis kecil yang membawa kaleng kecil, senyuman mereka terlalu abadi untuk kita kenal, penyair merasa terharu dan sedih jika melihat mereka saat meminta minta pada kita saat waktu sore hari itu, namun jika tidak ada mereka kota ini terasa hilang tanpa jiwa. Ingin rasanya  ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu, sampai pulang ke bawah jembatan, tubuh mereka meluncur masuk dengan mudah tanpa rasa takut ataupun kesusahan. Mereka hanya bisa berkhayal dari kehidupan yang mewah dengan kegembiraan yang hanya khayalan yang nyatanya tidak ada. Namun mereka derajatnya lebih tinggi dari bangunan yang tinggi. Meskipun mereka selalu berlintas lintas di air kotor yang begitu mereka hafal, jiwa mereka tetap suci dan terlalu suci untuk dapat membagi duka kita. Kalau mereka mati, bagaikan bulan diatas tak ada yang punya, dan kota kita menjadi sepi tanpa kehadiran mereka seperti tiada kehidupan yang berarti.   
Contoh Memparafrasakan puisi
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
A.    Mencari Arti kata yang sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri asing : pengakuan penyair akan dosa-dosanya, sehingga ia menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
DipintuMu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling : mengungkapkan tekad bulat penyair yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia tidak akan berpaling lagi, apapun yang terjadi.
B.    Menyisipkan kata pada puisi
        Doa
Tuhanku aku mohon ampunanMu
diDalam aku termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biarpun susah sungguh  menghadapi kenyataan hidup
Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh
Dengan cayaMu panas suci
meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau sangatlah berarti
Tuhanku yang Maha Esa
Aku seperti hilang bentuk
Terasa Remuk tubuhku
Tuhanku Yang Maha Kuasa
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku Yang Maha Pengampun
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling apapun yang terjadi
C.    Parafrasa bebas
                Puisi diatas mengisahkan seseorang yang sedang termangu, ia tetap menyebut nama Tuhannya,  Ia mengingat atas kesalahan dan dosa-dosa yang ia perbuat . Dia berusaha selalu ingat padaNya meskipun susah karena memikirkan urusan dunia.Ia sadar atas kebesaran Tuhan yang penuh cahaya suci, meskipun tinggal kerdip lilin baginya sangatlah berarti.Ia merasa seperti tubuhnya hancur penuh dengan dosa. Ia merasa asing bagi dirinya, Ia bertekad bulat bahwa jalan yang Tuhanlah yang menjadi pilihannya, ia tidak akan berpaling lagi, apa pun yang terjadi.

Cara mengubah/parafrase puisi ke bentuk prosa (beserta contohnya)

Memparafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa mungkin sering anda temui dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sewaktu SD, SMP dan SMA/sederajat. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan memparafrasekan puisi kedalam bentuk prosa itu? Memparafrasekan puisi menjadi bentuk prosa adalah mengubah sastra puisi menjadi bentuk sastra prosa. Maksudnya puisi yang tunduk pada aturan puisi diubah menjadi dalam bentuk prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa, namun tanpa merubah makna yang terkandung dalam puisi tersebut.
Memparafrase dalam bentuk prosa memiliki beberapa istilah sendiri yang harus kita pahami. Pertama kita harus tahu apa yang dimaksud dengan memparafrase itu? Memparafrase adalah mengungkapkan kembali dengan metode atau cara yang lain namun tanpa merubah makna. Lalu apa yang dimaksud dengan prosa? Prosa merupakan sebuah karangan bebas yang dibedakan atas puisi, jika puisi terikat oleh keindahan kata maka pada prosa lebih menggunakan kata-kata yang "terus terang" (tidak mementingkan keindahan kata).
Bagaimana cara memparafrasekan sebuah puisi menjadi dalam bentuk porosa? Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan, yakni sebagai berikut ini:
  1. Pahamilah makna/isi dari puisi yang hendak di parafrase dalam bentuk prosa, caranya dengan membaca/mendengarkan puisi tersebut beberapa kali sampai kamu benar-benar mengerti apa isi puisi tersebut.
  2. Temukan kata-kata yang mungkin merupakan sebuah kata ungkapan atau kata kias dan terjemahkan apa maksud ungkapan/kata kias tersebut. Misalnya dalam puisi tertentu kata "Cinta" digantikan dengan bunga mawar, hal tersebut karena Bunga mawar bisa mengungkapkan kata "Cinta", sedangkan Ungkapan "Bunga melati" Untuk menggantikan kata "suci".
  3. (Hanya bila diperlukan) Tulislah kembali kata-kata yang sengaja dihilangkan oleh sang penyair. Kata-kata tersebut dihilangkan biasanya demi terciptanya suatu keindahan bahasa dalam puisi, meskipun kata-kata tersebut dihilangkan namun tidak merubah makna yang terkandung dalam puisi.
  4. Ubahlah puisi tersebut dalam bentuk prosa. Caranya dengan menceritakan kembali apa yang sudah kamu pahami dari isi puisi tersebut setelah mengerti ungkapan/kiasan yang terkandung didalamnya.

Contoh Puisi dengan Judul Kerinduan
Kerinduan
Dimana aku harus mencari
Belaian hangat diwaktu pagi
Suara sepi yang kini menemani
Kebahagiaan dahulu tak akan pernah kembali
Padamu kasih yang selalu ku nanti
     Namun tak sampai diri ini terdiam
     Hatipun kembali membuka memori pagi
     Kini di senja umur ini
     Ku masih menyimpan rindu
Kini hidup menyayat hati
Membuka memori pagi
Di senja umur ini
Aku akan tetap menanti



Parafrase puisi dengan judul "Kerinduan"

Langkah awal, bacalah puisi tersebut berulang-ulang hingga anda tahu apa makna/isi yang terkandung dalam puisi tersebut.
Kemudian tentukan ungkapan atau mungkin kiasan dalam puisi tersebut. Pada puisi tersebut kata "pagi" menggambarkan masa muda si penyair dahulu, sedangkan kata "senja" menggambarkan masa tua si penyair, dan lain sebagainya.
Tulislah kembali kata-kata yang sengaja dihilangkan oleh sang penyair, pada bagian ini sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Intinya jika anda sudah paham betul dengan isi yang terkandung dalam puisi tersebut berarti anda sudah bisa memparafrasekannya secara langsung. Kita lanjut ke bagian memprosakan puisi.
Terakhir mengubah puisi tersebut kedalam bentuk prosa, berikut ini merupakan bentuk prosa dalam puisi diatas:
Hidupku dimasa senja kini berada dalam kesepian, aku tak bisa lagi merasakan belaian hangat yang kurasakan dimasa mudaku bersama kekasihku. Diri ini tak mampu menahan rindu, sebentar saja ingin melupakanmu namun kembali teringat akan masa-masa muda kita bersama. Hati ini terus merasakan rindu, di usia yang telah tua terus menanti engkau kembali.
Mungkin demikianlah yang bisa saya sampaikan, kalau banyak salahnya saya minta maaf. Jika ada manfaatnya itu dari Allah SWT, semoga bermanfaat.
 
 
http://www.miung.com/2013/11/cara-mengubahparafrase-puisi-ke-bentuk.html
 

Pengertian dan jenis-jenis Makna Kata dalam Bahasa

Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).

Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.


Makna Denotatif

Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotative.

Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera, 1991:69).
Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Apabila seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan adalah tangannya yang sebelah kanan sakit.

Makna Konotatif

Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.

Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.

Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif.

Makna Leksikal

akna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).

Makna Gramatikal 

Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.

Makna Asosiatif

Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.

1. Makna Kolokatif 

Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

2. Makna Reflektif

Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

3. Makna Stilistika

Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.

4. Makna Afektif

Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.

5. Makna interpretatif 

Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan (parera,1991:72).

Daftar Pustaka

  • Kridalaksana. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia
  • Maskurun, 1984.  Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta Yudistira.
  • Parera. 1991. Sintaksis. Jakarta. Garamadia Utama.
  • Tjiptadi, Bambang.1984.Tata Bahasa Indonesia. Cetakan II. Jakarta: Yudistira.

Sastra dan genre sastra

Pengertian satra dan genre sastra


Pengertian sastra  tidak hanya satu tetapi dapat berkembang menurut sejarah dan bidang kebudayaan. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Sastra lahir melalui proses pergulatan sastrawan dengan kondisi sosial-budaya zamannya. Maka, membaca karya sastra hakikatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya yang terungkap dalam karya itu. Jadi sastra menyimpan pemikiran sastrawan juga.
Setiap karya sastra selalu muncul dalam karakter jenis sastra (genre sastra) yang dipilih pengarangnya. Wellek dan Werren menyarankan, bahwa genre harus dilihat sebagai pengelompokan karya sastra, yang secara teoritis didasarkan pada bentuk luar (matra atau struktur tertentu) dan pada bentuk dalam (sikap, nada, tujuan, dan yang lebih kasar isi, dan khalayak pembaca) (1990: 306-307). Di samping itu Flower pun berpendapat, jika sastra diorganisasikan secara umum, genre mungkin mempunyai beberapa penerapan taksomonik. Nilai utama genre bukan pada penggolongan. Genre sastra adalah tipe sastra yang memiliki jenis yang khas).
Berdasarkan sifat rekaan, nilai seni, dan penggunaan bahasa khas sastra dibedakan menjadi dua yaitu sastra nonimajinatif dan sastra imajinatif. Kedua genre sastra ini tentunya memiliki perbedaan yang sangat kontras, meskipun keduanya sama-sama memenuhi syarat estetika seni. Sastra nonimajinatif cenderung menggunakan bahasa yang bermakna denotatif dan lebih mengandung unsur faktual, sedangkan sastra imajinatif cenderung menggunakan bahasa yang bermakna konotatif dan lebih mengandung sifat khayali yang tinggi/bersifat imajinatif. Sastra imajinatif memiliki daya fiksionalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sastra nonimajinatif.
·        Sastra Nonimajinatif terdiri dari:
1.     Esei : Karangan pendek tentang fakta yang diuraikan menurut pandangan pribadi penulisnya dengan gaya yang akrab, bersahabat, dan familiar. Terdapat beberapa macam esai yaitu:
Ø Esei Formal; cenderung menggunakan bahasa yang lugas, mengikuti aturan penulisan, serta mementingkan pemikiran dan kedalaman analisis.
Ø Esei Personal; cenderung bergaya bahasa lebih bebas, memiliki keleluasaan unsur pemikiran dan perasaan, serta unsur pribadi dalam diri penulis mudah dilihat.
Ø Esei Deskripsi; menggambarkan fakta apa adanya tanpa penjelasan dan penafsiran fakta (memotret, melaporkan).
Ø Esei Ekspresi; menggambarkan fakta dengan menjelaskan rangkaian sebab-akibat, kegunaan,dll.
Ø Esei Argumentasi; menunjukkan fakta, memunculkan persoalan, melakukan analisis, dan menarik kesimpulan.
Ø Esei Narasi; menggambarkan fakta berdasar urutan spasial dan kronologis dalam bentuk cerita.
2.     Kritik : Menilai karya seni, sastra dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan serta menawarkan alternatif penyelesaiannya.
3.     Biografi : Cerita yang berisi kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.
4.     Otobiografi : Biografi yang telah ditulis oleh tokohnya atau orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya.
5.     Sejarah : Cerita tentang sesuatu yang dipandang dari konteks zaman atau babakan zaman yang didasarkan atas sumber tertulis maupun tidak tertulis.
6.     Memoar : Karya yang memiliki kemiripan dengan otobiografi, namun membatasi daripada sepenggal perjalanan tokohnya.
7.     Catatan Harian : Catatan yang ditulis seseorang tentang diri atau lingkungannya yang menarik dan berkesan menurutnya.   
 
·        Sastra Imajinatif terduri dari:        
1.     Prosa Fiksi : Cerita rekaan yang berdasarkan dari fakta dan realitas. Prosa fiksi ini terdiri atas;
a.     Cerita Pendek (Cerpen) : Prosa yang relatif pendek.
b.     Novelet : Bentuk prosa yang panjangnya antara cerpen dan novel.
c.      Novel/roman : Cerita dalam bentuk prosa fiksi dalam ukuran yang luas. novel/roman ini terdiri atas;
a)     Novel Percintaan : Novel yang melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara seimbang, tetapi terkadang wanita lebih dominan.
b)    Novel Petualangan : Novel yang melibatkan banyak masalah dunia laki-laki.
c)     Novel Fantasi : Novel yang bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan tidak logis serta serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari.
2.     Drama : Karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog para tokoh.
3.     Puisi : Jenis sastra imajinatif yang mengutamakan unsur fiksionalitas, nilai seni, dan rekayasa bahasa.puisi ini terdiri dari:
a.     Puisi Epik : Puisi yang disampaikan oleh penyair dalam bentuk sebuah cerita.
b.     Puisi Lirik : Puisi yang lebih menyuarakan pikiran dan perasaan pribadi penyair. Puisi   lirik ini terdiri atas:
a)     Puisi Afektif; menekankan pentingnya mempengaruhi perasaan pembaca.
b)    Puisi Kognitif; menekankan isi gagasan penyair.
c)     Puisi Ekspresif; menonjolkan ekspresi pribadi penyair.
d)    Elegi; berisi ratapan kematian terutama pada sosok yang dikagumi atau dicintai penyairnya.
4.     Hymne; berisi pemujaan kepada sesuatu yang lebih besar dan berarti bagi sang penyair.
5.     Ode; berisi pujaan terhadap seorang pahlawan atau tokoh yang dikagumi penyair.
6.     Epigram; berisi ajaran kehidupan yang bersifat mennurui serta berbentuk pendek dan bergaya ironi.
7.     Sajak Humor; berisi hiburan baik dalam isi maupun teknik sajaknya.
8.     Pastoral; berisi gambaran kehidupan kaum gembala atau petani di sawah.
9.     Idyl; berisi nyanyian tentang kehidupan pedesaan, perbukitan, dan padang-padang.
10.            Satire; berisi ejekan dengan maksud memberi kritik.
11.            Parodi; berisi ejekan yang ditujukan pada karya seni tertentu.
12.            Puisi Dramatik : Puisi yang berisi analisis watak seseorang baik yang bersifat historis, mitos, atau fiktif ciptaan seorang penyair.